Senin, 18 Desember 2017

Rabu, 03 April 2013

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS)

Posted by Mahmuddin pada Desember 23, 2009
Think-Pair-Share (TPS) pertama kali dikembangkan oleh Lyman pada tahun 1981. Resiko dalam pembelajaran TPS relatif rendah dan struktur pembelajaran kolaboratif pendek, sehingga sangat ideal bagi guru dan siswa yang baru belajar kolaboratif.  TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. TPS menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota).
TPS memiliki prosedur belajar yang terdiri atas siklus regular dari aktivitas pembelajaran kooperatif. Namun, tahapan TPS dimasukkan sebagai tahapan review setelah siswa bekerja dalam tim. Adapaun siklus regular pembelajaran yang dimaksud adalah :
  1. tahapan pengajaran
  2. tahapan belajar tim
  3. tahapan TPS
  4. tahapan penilaian
  5. tahapan rekognisi/penghargaan.
Dalam TPS, guru menantang dengan pertanyaan terbuka dan memberi siswa setengah sampai satu menit untuk memikirkan pertanyaan itu. Hal ini penting karena memberikan kesempatan siswa untuk mulai merumuskan jawaban dengan mengambil informasi dari memori jangka panjang. Siswa kemudian berpasangan dengan satu anggota kelompok kolaboratif atau tetangga yang duduk di dekatnya dan mendiskusikan ide-ide mereka tentang pertanyaan selama beberapa menit.
Guru dalam hal ini dapat mengatur pasangan yang tidak sekelompok untuk menciptakan variasi gaya gaya belajar bagi siswa. Struktur TPS memberikan kesempatan yang sama pada semua siswa untuk mendiskusikan ide-ide mereka.  Hal ini penting karena siswa mulai untuk membangun pengetahuan mereka dalam diskusi ini, di samping untuk mengetahui apa yang mereka dapat lakukan dan belum ketahui. Proses aktif ini biasanya tidak tersedia bagi siswa dalam pembelajaran tradisional.
Setelah beberapa menit guru dapat memilih secara acak pasangan yang ingin berbagi di hadapan kelas. Proses ini dapat dilakukan dengan meminta inisiatif siswa. Siswa biasanya lebih rela untuk merespon setelah mereka memiliki kesempatan untuk mendiskusikan ide-ide mereka dengan teman sekelas karena jika jawabannya salah, rasa malu dapat dirasakan bersama. Selain itu, tanggapan yang diterima sering lebih intelektual sehingga melalui proses ini siswa dapat mengubah atau merefleksi ide-ide mereka.
Struktur TPS juga meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa ketika mereka mendiskusikan ide-ide mereka dengan satu sama lain. “Intermezzo” singkat ini juga dapat dijadikan kesempatan yang tepat bagi guru untuk membahas konsep yang akan didiskusikan atau dipelajari siswa pada periode berikutnya. Salah satu variasi dari struktur TPS ini adalah siswa dapat menuliskan pikiran mereka di sebuah kartu dan mengumpulkannya. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk melihat apakah ada masalah dalam pemahaman mereka.
Dalam Implementasinya secara teknis Howard (2006) mengemukakan lima langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik TPS, sebagai berikut:
  • Step 1 : Guru memberitahukan sebuah topik dan  menyatakan berapa lama setiap siswa akan berbagi informasi dengan pasangan mereka.
  • Step 2  : Guru akan menetapkan waktu berpikir secara individual.
  • Step 3  : Dalam pasangan, pasangan A akan berbagi; pasangan B akan mendengar.
  • Step 4 : Pasangan B kemudian akan merespon pasangan A.
  • Step 5 : Pasangan berganti peran.
 Howard (2006), memberikan stressing terhadap sebuah pilihan yang dapat diperhatikan pada struktur TPS ini, yaitu guru dapat menetapkan respon awal sebelum step 4. Misalnya, terima kasih atas sharingnya, satu hal saya telah pelajari dengan mendengarkan kamu …, saya senang mendengarkan kamu sebab….
Pembelajaran kooperatif besar karena otak yang berbeda memungkinkan untuk berkonsentrasi pada ide-ide yang sama. Semua siswa berasal dari orang tua yang berbeda dan karena itu mereka memiliki kekuatan dalam bidang yang berbeda, sehingga hal ini cocok untuk pembelajaran kooperatif. Dalam Pembelajaran TPS, jika siswa tidak kuat dalam sebuah topik, atau tidak sepenuhnya memahami konsep ide, pasangan mereka dapat membantu memahami dan menjelaskannya kepada mereka. Jika siswa masih tidak mengerti mereka bisa mencoba untuk memberi pemahaman secara sederhana dan akrab. Biasanya dua otak bekerja lebih baik dari pada satu.
Pembelajaran TPS dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea tau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. Membantu siswa untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. Siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri dan menerima umpan balik. Interaksi yang terjadi selama pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan memberi rangsangan untuk berpikir sehingga bermanfaat bagi proses pendidikan jangka panjang.
Pembelajaran TPS juga mengembangkan keterampilan, yang sangat penting dalam perkembangan dunia saat ini. Pembelajaran TPS bisa mengajarkan orang untuk bekerja bersama-sama dan lebih efisien, biasanya kegiatan praktik perlu dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Dengan bekerja sama, dua orang dapat menyelesaikan sesuatu lebih cepat.
Kerugian diperoleh dengan pembelajaran kooperatif (khususnya TPS) sering didapatkan oleh siswa-siswa malas. Kadang-kadang satu orang yang tersisa dengan semua pekerjaan karena pasangan mereka tidak memberi bantuan. Biasanya dengan kerjasama dalam TPS yang diberikan adalah untuk dua orang. Kelemahan yang diperoleh adalah jika pasangan siswa tidak memahami informasi sama sekali, siswa dapat diperlambat, hanya karena dia harus menjelaskan semua materi sebelum dia benar-benar dapat memulai menyelesaikan masalah atau melakukan instruksi yang diberikan.
Kelemahan ketiga ditemukan dengan pembelajaran TPS adalah pemaksa siswa. Kadang-kadang siswa dapat terjebak dengan orang yang harus melakukan semua pekerjaan, dan tidak akan memperlambat mereka. Dalam beberapa kasus ini bisa baik, jika orang yang malas dipasangkan dengan orang yang ambisius dan tidak ada yang marah. Tapi itu memunculkan poin lain yang baik, karena kadang-kadang siswa membutuhkan pengalaman benturan kepribadian orang lain. Dalam beberapa kasus waktu yang dibutuhkan untuk praktik tidak terduga, karena siswa menghabiskan lebih banyak waktu dalam perbedaan daripada waktu yang digunakan dalam melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya.
Bagi para guru yang berencana untuk menggunakan pembelajaran kooperatif TPS dalam kelas, mereka harus melakukannya. Meskipun ada beberapa kelemahan, pembelajaran kooperatif dipercaya dalam jangka panjang keuntungan dapat diperoleh jauh lebih besar dari kerugiannya. Hal yang perlu diperhatikan adalah guru harus jeli melihat dan memasangkan siswa. Siswa memang harus mampu mengatasi perbedaan satu sama lain, tetapi hal ini tidak selalu terjadi. Siswa juga sebaiknya tidak memilih pasangan mereka, akan tetapi keterlibatan siswa dalam penetapan kelompok guru dapat meminta siswa menulis di selembar kertas lima nama yang mereka tidak keberatan bekerja bersama. Guru kemudian dapat memasangkan siswa sesuai dengan cara ini untuk menyelesaikan pekerjaan.

Selasa, 18 Desember 2012


DOA UNTUK IBU
Puisi Mutia Fitriyani

Aku tak tau apa yang harus kuLakukan tanpa dia
Dia yang seLaLu mengerti aku
Dia yang tak pernah Letih menasehatiku
Dia yang seLaLu menemani

DiaLah Ibu
Orang yang seLaLu menjagaku
Tanpa dia aku merasa hampa hidup di dunia ini
Tanpa.nya aku bukanlah apa-apa

Aku hanya seorang manusia Lemah
Yang membutuhkan kekuatan
Kekuatan cinta kasih dari ibu
Kekuatan yang Lebih dari apapun

Engkau sangat berharga bagiku
WaLaupun engkau seLaLu memarahiku
Aku tau
Itu bentuk perhatian dari mu
Itu menandakan kau peduLi denganku


Ya Allah,,
BerikanLah kesehatan pada ibuku
PanjangkanLah umur.nya
Aku ingin membahagiakan.nya
SebeLum aku atau dia tiada

Terimakasih Ibu
Atas apa yang teLah kau berikan padaku
Aku akan seLaLu menyanyangimu


Jumat, 30 November 2012

RESENSI NOVEL
“MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH”
KESABARAN ADALAH KUNCIMENUJUMUKZIZAT ALLAH
Judul buku : Moga Bunda Disayang Allah
Resentator : (nama kamu)
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Edisi : 5
Jumlah Halaman : 247 halaman
Penulis yang satu ini seakan menyembunyikan atau bisa dikatakan tak ingin memberitahukan
tentang kepribadiannya secara jelas, berbeda dengan penulis novel pada umumnya. Terbukti
dari semua novel yang telah ia buat, tak ada sekilas biodata penulis di halaman terakhir
maupun sampul belakang novel-novelnya. Meski ia tidak memperkenalkan dirinya secara
jelas namun karya-karyanya selalu menarik dan terkenal, salah satunya adalah novel berjudul
“Moga Bunda Disayang Allah”.
Di dalam novel ini, Tere Liye menceritakan tentang seorang anak bernama Melati yang
terlahir dengan rambut ikalyang mengombak, pipi yang tembam, mata hitam legam seperti
biji buah leci dan gigi kecil bak gigi kelinci. Dia adalah anakdari orang tua yang terpandang
di daerah tersebut. Orang tuanya, Tuan dan Nyonya HK begitu menyayangi putri kecilnya
yang amat lucu dan menggemaskan itu.
Namun kebahagiaan mereka tak lama kemudian pupus ketika Melati mengalami kecelakaan
yang membuat ia buta dan tuli total sebelum anak itu sempat mengenal benda, mengenal
dunia, mengenal kata-kata bahkan mengenal Penciptanya. Doa dan harapan terus
dipanjatkan oleh kedua orangtuanya, segala macam pengobatan telah dicoba untuk menolong
anak kesayangannya. Tak hanya itu, pengasuh anak maupun psikolog anak yang digaji untuk
mendekati dan berkomunikasi dengan Melati pun sudah banyak yang menyerah dengan
Melati. Hingga akhirnya ia dipertemukan oleh Pak Guru Karang.
Karang adalah seorang pemuda biasa yang memiliki jiwa sosial yang luar biasa kepada
anak – anak. Dalam cerita ini, sosok Karang mampu ikut merasakan perasaan anak-anak yang
berdiri di depannnya. Ia dengan mudah dapat mendekati anak-anak dan juga mudah menarik
perhatian anak-anak dengan kepandaiannya dalam bercerita. Karena kecintaannya dengan
anak-anak dan juga kepandaiannya dalam hal bercerita, ia telah mendirikan ratusan taman
bacaan untuk anak-anak di berbagai kawasan disekitar ibu kota.
Namun kali ini Karang merasa kesulitan dalam menghadapi Melati. Anak kecil yang hanya
melihat gelap, hitam kosong tanpa warna.Hanya mendengar senyap sepi, tak ada nada. Tak
hanya kekurangan yang di miliki Melati yang membuatnya merasa kesulitan, kesulitan itu
semakin terasa karena masa lalu Karang yang begitu menyakitkan. Kecelakaan di laut yang
dialaminya beberapa tahun silam menewaskan 18 anak didiknya, termasuk anak didik
kesayangannya yang bernama Qintan. Kejadian tersebut membuat batin dan jiwanya sangat
terpukul hingga merubah dirinya menjadi pemabuk,keluar di malam hari, mengurung diri di
kamar kos milik Ibu Gendut dari pagi hingga sore hari.
Dengan permohonan Nyonya HK dan bujukan dari Ibu Gendut itu, Karang dapat
menghiraukan rasa kesulitan itu menjadi semangat kembali dan berusaha menemukan
bagaimana cara Karang agar Melati dapat mengenal segala yang belum ia kenal. Dan dengan
kesabaran Karang dalam menghadapi Melati, akhirnya Allah memberikan mukzizat-Nya.
Melati dapat mengenal dunianya melalui kedua telapak tangannya dan Karang juga berubah
menjadi Karang yang dulu. Karang yang telah mengikhlaskan masa lalunya dan kembali
menyayangi anak-anak dan membuka taman bacaannya lagi.
Kelebihan dari novel ini, penulis menggambarkan karakter Melati, Bunda dan Karang dalam
peran yang terasa seimbang. sehingga tidak bisa dibedakan mana yang lebih pantas disebut
sebagai tokoh utama. Ceritanya begitu menyentuh dan ketiga karakter tersebut memiliki jalan
cerita masing-masing namun selalu berkaitan.
Karang yang rapuh karena dihantui oleh masa lalu dan Melati yang tak bisa mengenal
dunianya karena kehilangan penglihatan dan pendengarannya diceritakan dengan runtut
hingga akhirnya kedua tokoh ini dipertemukan dan menemukan jawaban atas penderitaan
yang mereka alami
Kekurangan dalam novel ini terdapat pada gaya bahasa dari novel yang menggunakan bahasa
sehari-hari yang tidak baku. Pilihan penulis dalam penempatan setting dan kegiatan
pendukung dalam novel terasa kurang tepat. Dalam noveltersebut, semua tokoh digambarkan
sebagai orang muslim namun pada akhir cerita menggambarkan suasana pesta kembang api
yang dirayakan pada tahun baru Imlek oleh masyarakat termasuk para tokoh novel. Dan juga
ada beberapa tokoh yang tidak terlalu jelas namanya seperti Tuan HK, Nyonya HK dan Ibu
Gendut.

Minggu, 28 Oktober 2012

Model pembelajaran

 Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi peserta didik dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran secara spesifik.
Penguasaan model pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif , menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (Peraturan Pemerintah No.19/2005 pasal 19)

Adakah Model Pembelajaran yang Paling Efektif?

- Tidak ada model pembelajaran yang paling efektif untuk semua mata pelajaran atau untuk semua materi.
- Pemilihan model pembelajaran untuk diterapkan guru di dalam kelas mempertimbangkan beberapa hal:
1. tujuan pembelajaran
2. sifat materi pelajaran
3. ketersediaan fasilitas
4. kondisi peserta didik
5. alokasi waktu yang tersedia

Apa saja model Pembelajaran yang ada?

Model Pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para ahli di bidang pendidikan, yaitu :
1. Examples Non Examples
2. Picture and Picture
3. Numbered Head Together
4. Cooperative Script
5. Kepala Berstruktur
6. Student Team Achievement Divisions (STAD)
7. Jigsaw (Model Tim Ahli)
8. Problem Based Introduction (PBI)
9. Artikulasi
10. Mind Mapping
11. Make a Match
12. Think Pair and Share
13. Debate
14. Role Playing
15. Group Investigation
16. Talking Stick
17. Bertukar Pasangan
18. Snowball Throwing
19. Student Fasilitator and Explaining
20. Course Review Horay
21. Demonstration
22. Explisit Introduction
23. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
24. Inside - Outside - Circle (Lingkaran Kecil - Lingkaran Besar)
25. Tebak Kata
26. Word Square
27. Scramble
28. Complette Sentence
29. Take and Give
30. Concept Sentence

:)